Pers mengelarinya Si Burung Camar. Vina Panduwinata, artis yang bahagia
menikmati keibuannya, itu memang menjadi ikon penyanyi pop era
1980-an. Laksana Burung Camar yang indah (putih) dan lincah terbang
bebas di udara, Vina menjadi inspirasi bagi perempuan kala itu. Setelah
menjadi ibu, dia pun bangga dengan karir Ibu Rumah Tangga sekaligus
penyanyi. Penyanyi bernama lengkap Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata,
kelahiran Bogor, 6 Agustus 1959, itu setelah menikah dengan Boy
Haryanto Joedo Soembono pada 26 November 1989 dan dikaruniai seorang
putra, Joedo Harvianto Kartiko atau Vito, tetap menjadi dirinya
sendiri: Seorang penyanyi sekaligus seorang ibu.
Dia seorang artis yang patut ditimba keteladannannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus artis penyanyi (profesional). Baginya, ibu rumah tangga itu suatu karir yang sangat istimewa dan tidak pernah ada berhentinya. Dia seorang ibu yang konsentrasi penuh untuk melahirkan dan mengasuh anaknya. Dia menyusui anaknya sampai umur tiga tahun. Dia bawa anaknya ke mana pun pergi. Dia tidak merasa repot atau menjadi beban. Bahkan Vina mengaku betapa nikmatnya punya anak. Dia nikmati benar sebagai ibu dan isteri.
Dia mempunyai cara pandang berbeda dari banyak artis dan wanita karir pada umumnya. Vina tidak sependapat dengan perempuan yang mengeluh menyatakan bahwa dia cuma ibu rumah tangga, dan ingin berkarier. Bagi Vina karir ibu sebagai ibu rumah tangga itu mulia. Masalahnya, katanya, bagaimana orang menata diri menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menjadi ibu rumah tangga yang profesional juga.
Dia seorang artis yang patut ditimba keteladannannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus artis penyanyi (profesional). Baginya, ibu rumah tangga itu suatu karir yang sangat istimewa dan tidak pernah ada berhentinya. Dia seorang ibu yang konsentrasi penuh untuk melahirkan dan mengasuh anaknya. Dia menyusui anaknya sampai umur tiga tahun. Dia bawa anaknya ke mana pun pergi. Dia tidak merasa repot atau menjadi beban. Bahkan Vina mengaku betapa nikmatnya punya anak. Dia nikmati benar sebagai ibu dan isteri.
Dia mempunyai cara pandang berbeda dari banyak artis dan wanita karir pada umumnya. Vina tidak sependapat dengan perempuan yang mengeluh menyatakan bahwa dia cuma ibu rumah tangga, dan ingin berkarier. Bagi Vina karir ibu sebagai ibu rumah tangga itu mulia. Masalahnya, katanya, bagaimana orang menata diri menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menjadi ibu rumah tangga yang profesional juga.
Awalnya, ketika Vina Panduwinata membawakan lagu Burung Camar, 1985
Itu dulu Mas Koes (Hendratmo) yang menyebutnya waktu final Festival
Lagu Populer Nasional (1985). Ya, aku terima saja. Kayaknya catchy.
Kalau jadi burung ingin jadi burung apa?
Hah! Dari dulu aku tak pernah merasa menjadi burung. Tapi kalau burung,
aku ingin jadi burung camar saja. Soalnya bulunya putih, bagus, dan
bebas terbang di alam luas. Pernah ada anekdot yang mengatakan Vina
Panduwinata menjalani operasi. Pasalnya, di dalam dada penyanyi itu ada
kuping dan kumis. Anekdot itu muncul ketika lagu ”Di Dadaku Ada Kamu”
yang dibawakan Vina tengah populer pada tahun 1984. Lagu ciptaan Dodo
Zakaria itu setiap hari terdengar di radio. Era 1980-an memang eranya
Vina. Sampai hari ini nama dan lagu-lagu Vina terus hidup.
Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata
Pada 18 Februari 2006 akan menggelar konser tunggal di Jakarta
Convention Center. Konser bertajuk ”Viva Vina” itu menandai 25 tahun
perjalanan karier penyanyi kelahiran Bogor, 6 Agustus 1959, itu.”Ini
anugerah yang indah. Selama 25 tahun, baru kali ini aku tampil di konser
tunggal yang besar,” ujar Vina yang ditemui di tengah kesibukan
menyiapkan konser yang digelar IP Entertainment dan radio Cosmopolitan
FM itu.
Masih kuat tampil dua jam penuh?
”Lho, malah ada yang tanya kok cuma dua jam,” kata Vina yang mengaku
akan lupa segalanya jika sudah memegang mikrofon. Vina memang tahan
dalam urusan nyanyi. Pada penampilan dalam format kecil, dia biasa
membawakan sekitar 30 sampai 40 lagu. Suatu kali pada tahun 2001, di
News Cafe, Kemang, Jakarta Selatan, Vina tampil selama hampir tiga jam
tanpa henti hingga menjelang pukul 02.00 dini hari. Bernyanyi baginya
bukan beban, bukan pekerjaan, tapi hobi.”Nyanyi itu suatu kenikmatan.
Aku jadi penyanyi karena aku ingin pekerjaan itu diisi dengan
kenikmatan batin. Kalau lagi show ada orang minta lagu, tapi tidak bisa
aku penuhi karena waktunya habis, aku jadi sedih lho.”
Ikon
Vina menjadi ikon pop era 1980-an. Ia menjadi inspirasi dan acuan
penyanyi perempuan di masa itu. Banyak penyanyi muda yang ingin menjadi
seperti Vina. Mereka bernyanyi dengan gaya vokal yang
di-”vina-vina”-kan. Termasuk gaya serak-serak manja, plus selingan
desah mesra. Penyanyi Malaysia Sheila Majid menyebut Vina sebagai salah
seorang penyanyi idolanya.”Aku ingat masa-masa seperti itu. Kaki aku
kan X. Kalau berdiri, kaki kanan dan kaki kiri aku tidak begitu rapat.
Eh, aku lihat di TV ada penyanyi yang kakinya tidak X, tapi dia lebarin
kaki supaya ngebentuk X seperti Vina.”
Bagaimana Anda melihat popularitas dulu itu?
”Adalah suatu kebahagiaan bila kita bisa mewariskan sesuatu. Setidaknya bisa menyenangkan orang sampai mereka mengikuti aku. Dari cara berdiri, gaya rambut, aksesori aku yang segede gentong itu ditiru. Aku bersyukur bisa memberi kebahagiaan pada banyak orang. Itu nikmat sekali. Baru sekarang aku rasakan. Dulu aku tidak merasakan hal itu.
”Adalah suatu kebahagiaan bila kita bisa mewariskan sesuatu. Setidaknya bisa menyenangkan orang sampai mereka mengikuti aku. Dari cara berdiri, gaya rambut, aksesori aku yang segede gentong itu ditiru. Aku bersyukur bisa memberi kebahagiaan pada banyak orang. Itu nikmat sekali. Baru sekarang aku rasakan. Dulu aku tidak merasakan hal itu.
Centil
Vina dikenal dengan gaya centilnya. Kecentilan itu tidak saja pada gaya
fisik, wicara, tapi juga pada vokal. Dodo Zakaria mengaku terinspirasi
oleh kecentilan Vina saat menulis lagu Di Dadaku Ada Kamu. Menurut
Dodo, Vina memang pas membawakan lagu lincah dan centil. Kecentilan itu
ternyata bisa dikomersialkan."Dari kecil aku centil, tuturnya." Dulu
sampai umur 16 tahun rambut aku pendek. Ibu aku inginnya berambut
pendek. Aku suka berdiri di depan cermin. Aku bayangkan, aduh kalau
rambut ini panjang aku pasti cantik. Tapi, selalu saja rambut aku
pendek. Selain itu aku ini anak perempuan paling kecil dan dari dulu
suka nyanyi. (Vina adalah anak ke delapan dari 10 bersaudara pasangan R
Panduwinata dan Albertine Supit). Aku dimanja oleh kakak-kakak. Jadi,
genit dan centilnya itu didukung ha-ha-ha....
Sindroma
”Aku tidak ingin membentuk dunia kaca karena kalau pecah aku
akan kedinginan,” kata Vina menyikapi popularitas yang kadang menjebak
artis untuk merasa terus menjadi raja. Sebelum populer di Indonesia,
Vina pernah membuat rekaman single di perusahaan rekaman RCA Hamburg,
Jerman. Ia memang ikut orangtuanya, R Panduwinata, diplomat yang pernah
bertugas di Jerman pada tahun 1975-1979.Tahun 1981 ia kembali ke
Indonesia. Ia membuat album pertama, Citra Biru, di Jackson Records.
Album yang memuat lagu Citra Biru itu memperkenalkan nama Vina di
belantika musik Tanah Air.
Pada album kedua, Citra Pesona, terbitan 1982, nama Vina mencuat. Album itu antara lain berisi lagu September Ceria, Dunia yang Kudamba, Resah, dan Kasmaran. Album melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie MS. Addie pula yang akan menggarap musik konser ”Viva Vina”. Vina makin merajalela lewat album ketiga, Citra Ceria (1984), yang memuat lagu Di Dadaku Ada Kamu, Duniaku Tersenyum, Di antara Kita.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu Salamku Untuknya ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian Aku Melangkah Lagi (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta Burung Camar (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Pada album kedua, Citra Pesona, terbitan 1982, nama Vina mencuat. Album itu antara lain berisi lagu September Ceria, Dunia yang Kudamba, Resah, dan Kasmaran. Album melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie MS. Addie pula yang akan menggarap musik konser ”Viva Vina”. Vina makin merajalela lewat album ketiga, Citra Ceria (1984), yang memuat lagu Di Dadaku Ada Kamu, Duniaku Tersenyum, Di antara Kita.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu Salamku Untuknya ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian Aku Melangkah Lagi (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta Burung Camar (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Tahun 1987 Vina tetap prima lewat album Cium Pipiku yang memuat lagu populer seperti Cium Pipiku, Surat Cinta, Biru, dan Logika.
Coca Cola, Pewarna Rambut, Sabun
Pada tahun 1980-an, vina pernah menjadi icon coca cola dengan bayaran yanglumayan mahal dimasa itu dan pernah juga menjadi model pewarna rambut suave.
Era 1990-an, Vina tetap populer lewat lagu seperti Rasa Sayang Itu Ada
pada 1991.
Tahun 1992 keluar single Mutiara yang Hilang yang pernah dipopulerkan Ernie Djohan pada akhir 1960-an. Vina juga berduet dengan Broery Pesulima lewat lagu Bahasa Cinta.
Tahun 1992 keluar single Mutiara yang Hilang yang pernah dipopulerkan Ernie Djohan pada akhir 1960-an. Vina juga berduet dengan Broery Pesulima lewat lagu Bahasa Cinta.
Tahun 1995 ia memopulerkan lagu Aku Makin Cinta ciptaan Loka M Prawiro.
Lagu tersebut kini dilantunkan Vina sebagai lagu iklan produk sabun
colek. Liriknya pun diubah: Ternyata aku makin cinta, cinta sama
kamu.... Kata ”kamu” dalam iklan diganti merek sabun.
Ibu
Vina menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada 26 November 1989.
Mereka mempunyai seorang putra, Joedo Harvianto Kartiko atau Vito yang
kini berumur 15 tahun. Setelah berumah tangga Vina tetap menyanyi.Vina
pun menjelaskan, 'perkawinan' pertamanya dengan Addie MS dilakukan
ketika dirinya melepaskan album Dia, kurang lebih 20 tahun lalu. "Saat
itu, Addie sudah memberikan sentuhan orkestrasi pada albumku itu. Nah,
sekarang kami ketemu lagi. Nggak terasa sudah 20 tahun berlalu,"
jelasnya.Yang pasti, ketekunan Vina di dunia tarik suara memang sudah
teruji. Bahkan, dirinya mengaku tidak bisa berpaling dari dunia
menyanyi. "Pernah coba-coba bertani cabai, tetapi gagal. Nah, setelah
itu saya percaya kalau Tuhan sudah memberi kita jalan masing-masing.
Saya yang dikaruniai suara lumayan, ya cocoknya jadi penyanyi saja,
jangan merambah ke dunia lain yang barangkali milik orang lain,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar